Perempuan memiliki potensi yang sangat banyak. Bahkan sejumlah perempuan diberikan kecerdasan yang luar biasa. Namun kecerdasan bukanlah segalanya. Apa yang menentukan kesuksesan seseorang, terutama perempuan, adalah sikap dan karakter yang dimilikinya.
Berbagai sifat khas yang ada pada seorang perempuan, yang menjadikannya feminin adalah karena ia memiliki unsur kelembutan, rasa kasih sayang yang tak terbatas, serta kemampuannya untuk menahan rasa sakit serta kekuatannya untuk mengerjakan banyak hal sekaligus.
Kemampuan otak perempuan untuk menyerap banyak informasi dari berbagai indera sekaligus, juga membuatnya memiliki pengetahuan yang detail tentang banyak hal. Kemampuan ini datang dari struktur otak yang berbeda antara perempuan dan pria. Perempuan tercipta dengan keadaan korpus kalosum yang lebih luas dan tebal daripada laki-laki. Hal ini membuatnya memiliki kemampuan alami untuk melakukan multi fokus, sehingga bisa mengerjakan berbagai hal sekaligus.
Korpus kalosum adalah bagian otak yang menjadi jembatan antara otak kiri dan otak kanan. Korpus kalosum perempuan lebih tebal dan lebih luas dibanding pria yang memiliki korpus kalosum yang tipis dan sempit. Hal ini membuat para pria tidak dapat berkonsentrasi bila ia harus diminta mengerjakan banyak hal sekaligus.
Sementara perempuan, mampu melakukan dan memikirkan banyak hal sekaligus. Hingga banyak perempuan memiliki multi bakat atau multi talenta, dan sangat terampil pada banyak bidang. Hal ini nampak jelas pada kemampuan ibu rumah tangga misalnya. Seorang ibu rumah tangga bisa mengajari anaknya mengerjakan PR sambil memasak nasi dan menggoreng ikan. Tak cukup itu saja, di saat yang sama ia juga bisa sambil mencuci baju dengan mesin cuci dan menjawab telepon. Bukan main, bukan?
Untuk perempuan yang berkarir, kemampuan multi fokus ini juga membuatnya mampu mengerjakan banyak hal dengan waktu yang lebih cepat, sekaligus. Misalnya seorang sekretaris di sebuah korporasi. Ia bisa membuat draft email untuk keperluan atasannya di laptop sambil berkoordinasi dengan perwakilan korporat di berbagai daerah secara simultan di saat yang sama. Bahkan ia pun bisa melakukannya sambil melakukan pencatatan notulensi rapat dan menganalisa data yang dikirimkan oleh perwakilan cabang untuk disajikan pada rapat bersangkutan. Sementara bila tugas tersebut diberikan pada seorang pria, bisa jadi membutuhkan waktu yang lama atau dalam waktu sebentar ia akan menyerah.
Namun di sisi lain, kemampuan multifokus pada perempuan juga bisa membuatnya lebih lemah dan rentan terhadap tekanan. Mengapa? Karena berbeda dengan pria yang secara alami akan mengacuhkan gangguan yang ada di sekitarnya saat bekerja, kebanyakaan perempuan tidak bisa bersikap acuh begitu saja.
Karena kemampuan multifokus khas perempuan ini, membuat ia bisa menangkap suara yang tidak mengenakkan walau hanya berbisik. Ia pun bisa menangkap sinyal atau respon emosi dari lawan bicara atau peserta rapat, tak hanya melihat pada isi rapat saja. Akibatnya dapat terjadi emotional hijack atau pembajakan emosional di otak perempuan, secara sering.
Padahal bila emotional hijack ini terjadi, beragam tugas dan pekerjaan yang dilakukannya bisa tersendat dan terganggu. Pekerjaannya bisa tidak selesai karena rasa tidak enak yang tiba-tiba ia rasakan. Tanpa kemampuan manajemen emosi yang baik, berbagai pembajakan emosi ini bisa membuat perempuan kesulitan untuk kembali meningkatkan performa kerjanya agar bisa tinggi dan optimal lagi.
Bahkan sejumlah perempuan pun bisa rentan depresi. Depresi terjadi bila ia tidak dapat mengekspresikan emosinya dan menyampaikannya pada orang lain. Sementara bila ia seorang perempuan yang banyak berkomunikasi, bisa jadi ia mengungkapkan rasa tidak enak yang dirasakannya pada sejumlah orang lain. Hingga timbul masalah yang lebih besar akibat sikap reaktifnya tersebut.
Lihat bahwa kekuatan terbesar perempuan dapat pula menjadi senjata makan tuan bagi dirinya bukan? Lalu bagaimana agar perempuan dapat mengatasi ini? untungnya kini telah berkembang berbagai training dengan menyajikan modul dan metode yang dapat membantu perempuan untuk dapat memiliki mindset yang benar tentang kehidupan. Ini adalah sebuah hal yang esensial dalam kecerdasan spiritual.
Fondasi spiritual dan pengetahuan yang benar tentang peran perempuan dalam hidup akan membuatnya dapat memahami bahwa berbagai hal yang terjadi di sekitarnya memiliki hikmah yang kaya. Para perempuan pun dibekali dengan teknik-teknik pengendalian emosi yang dapat membuatnya mampu meredakan pembajakan emosi yang tengah ia alami. Bahkan juga terdapat sejumlah langkah dan teknik agar perempuan bisa mengatur jeda agar kondisi sekitar tidak dapat membuatnya berperilaku reaktif atau emosional.
Lihat bagaimana kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dapat sangat membantu para perempuan untuk meraih berbagai kesuksesan bukan? Untungnya sejak tahun 1999 di Indonesia telah diluncurkan buku ESQ; Rahasia Mengembangkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian. Di tahun 2019 ini, 20 tahun kemudian, salah satu Training yang dikembangkan oleh ESQ Group adalah Training Miracle Woman.
Pada kegiatan perdana Training Miracle Woman ini, sebanyak 42 peserta dari penjuru Indonesia dan Malaysia hadir di di Ruang Mina, lantai 2, Menara 165, Jakarta pada Sabtu-Minggu, 7-8 September 2019. Training yang diformulasikan khusus untuk membantu perempuan ini dipandu oleh Coach Nia Fiani, selaku Coach berlisensi dari DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian, didampingi oleh Asisten Coach Venna Nurlaela dan Penampilan spesial dari Coach Zie (Coach Nooraizan Zie CM.SNLP, C.NLP, CHt.), Motivator dan Spiritual Coach dari Malaysia.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda
Training Perdana Miracle Woman Untuk Menjadi Wanita Tenang yang Menang di September 2019