Skip to main content

Tentang Pernikahan dan Janji Sehidup Semati

Seputar-Pernikahan-dan-Kehidupan-Sehidup-Semati
expert-in-character-building

Ini bukan tentang roman Romeo dan Juliet. Namun lebih pada kisah-kisah nyata dari kehidupan percintaan dan pernikahan sepasang suami istri.

Ada sebuah kisah dari negeri seberang. Sepasang suami istri ditemukan tewas bunuh diri di bawah sebuah pohon ek, tepat di hari ulang tahun pernikahan yang ke-40.

Tidak ada yang tahu penyebab tindakan nekat itu. Tidak ada pesan atau catatan apa pun. Pasangan ini tidak memiliki keturunan dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Menurut keterangan keponakan yang diliput media, ini merupakan tragedi romantis. kehidupan percintaan dan pernikahan mereka dimulai dari tempat itu dan berakhir di tempat yang sama.

Sekilas, kisah yang terjadi 2011 lalu memang tampak mengagumkan. Sepasang suami istri menunaikan janji sehidup semati, seperti dalam dongen-dongeng.

Di mana kesetiaan seolah menjadi barang langka, di tengah maraknya kasus perselingkuhan dan perceraian. Itu mengapa ketika ada orang rela mati untuk sebuah kesetiaan tampak luar biasa.

Namun, benarkah kisah di atas termasuk kesetiaan? Atau sebenarnya sebuah keputusasaan?

BACA JUGA  Tips Menjadi Wanita Sukses dan Mandiri di Era Digital

Sungguh menyedihkan mengetahui suami istri memilih mati di masa tuanya, karena bisa jadi tak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

Ya, banyak beragam cerita mengenai akhir hubungan suami istri. Ada yang mampu bahagia selalu hingga anak dan cucu. Ada yang kandas di tengah jalan. Ada yang hidup di panti jompo, terpisah dari keluarga, dan sebagainya.

Kenapa bisa demikian?

Suami istri itu adalah pasanagan perjalanan dalam kehidupan ini. Untuk itu harus ada tujuan yang jelas, rencana ke depan, dan juga bekal. Manfaatnya ialah membuah kehidupan pernikahan jadi lebih terarah.

Jangan sampai saat menikah suami dan istri seperti dua sejoli yang menaiki kapal, namun tak jelas ke mana kapal akan menuju. Kapal itu bisa saja terombang-ambing di lautan lepas lalu memicu rasa putus asa.

Kita harus sama-sama paham, bahwa menikah bukan sekadar hidup bersama. Namun juga merupakan sinergi duan insan dalam menjalankan amanah sebagai hamba maupun khalifah.

Dengan menikah kualitas kehambaan masing-masing di hadapan Tuhan harusnya makin meningkat. Begitu juga dengan kiprah di masyarakat yang idealnya memberi kemaslahatan.

BACA JUGA  Tips Semangat Pagi Bebas Stres, 5 Aktivitas Ini Sangat Membantu

Begitu juga dengan keturunan. Ukuran kesuksesan sebuah pernikahan tidak diukur dari sebanyak apa keturunan mereka.

Nah, bagaimana dengan Anda? Sudahkah visi dan misi pernikahan Anda jelas?

Jikalau belum tidak ada salahnya Anda menyusun kembali visi dan misi pernikahan Anda. Insya Allah akan mengokohkan keutuhan rumah tangga Anda.

Berikan like, share dan komen bila postingan ini bermanfaat ya…

Salam 165

Pelatihan NLP Indonesia - ESQ Training - Menara 165 Jakarta

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.