Sahabat ESQ pasti setuju jika segala aktivitas kehidupan kita sangat terikat dengan tiga dimensi waktu? Yaitu hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Artinya segala kesuksesan yang kita raih hari ini merupakan buah dari usaha kita di masa lalu.
“Fajar tidak terbit di suatu hari, kecuali dia berseru: wahai putra-putri Adam, akulah waktu, aku ciptaan baru yang menjadi saksi usahamu. Gunakanlah aku, karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.”
Dari ungkapan diatas, kita kembali mengingat akan pentingnya waktu bagi kehidupan, apalagi bagi seorang pemimpin.
Orang sering bilang, seberapa penting waktu setahun? tanyakan kepada murid yang gagal kelas. Seberapa penting waktu sebulan? tanyakan kepada ibu yang melahirkan bayi prematur. Seberapa penting waktu seminggu? tanyakan kepada redaktur media mingguan. Seberapa penting waktu sejam? tanyakan kepada remaja yang menunggu kekasihnya. Seberapa penting waktu semenit? tanyakan kepada pengusaha yang ketinggalan pesawat terbang. Seberapa penting waktu sedetik? tanyakan kepada penumpang yang selamat dari kecelakaan.
Bagi seorang pemimpin, kita wajib mempersiapkan segala sesuatu dengan baik dan teliti. Istilah yang sering di gunakan seorang jurnalis, pemimpin harus menentukan 5W 1H (what, when, why, where, who, dan how).
Sahabat ESQ, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang membuat rencana dengan hati-hati dan menggunakan waktu dengan baik untuk mencapai sasaran-sasaran. Mengetahui “kapan saatnya” untuk bertindak dan kapan untuk tidak bergerak, merupakan hal yang wajib dimiliki pemimpin berkualitas.
Seperti kegiatan sehari-hari dan membuat daftar hal-hal yang harus dilakukan haruslah mejadi kebiasaan yang teratur. Menentukan waktu untuk mengadakan peninjauan kembali setiap jangka waktu tertentu akan membentuk proses tersebut menjadi “pekerjaan” yang akan di lakukan setiap hari.
Akan tetapi, kebanyakan dari calon pemimpin tidak memiliki waktu untuk itu, dan tidak sadar telah melewatinya secara sia-sia.
Ibarat lomba lari, seorang peserta terlalu sibuk menengok ke kanan dan ke kiri. Dia begitu sibuk mengamati gaya berlari lawan atau bangga dengan tepuk tangan penonton. Begitu sadar, ternyata dia sudah tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Niat hati hendak mengejar. Namun, apa daya, jarak sudah sangat jauh. Ketika itu, yang tersisa tinggal tangis penyesalan.
Semoga kita termasuk pemimpin yang memamahami pentingnya waktu untuk mencapai KESUKSESAN sebagai PEMIMPIN..
AMINN
ps: silakan like dan share postingan ini agar bermanfaat untuk banyak orang.