
Kegiatan Character Building Ratusan Mahasiswa Baru – Akademi Perawat RS Dustira Cimahi Bandung, telah berdiri sejak tahun 1999. Sedangkan Akademi Fisioterapi RS Dustira berdiri pada tahun 2002.
Kedua akademi ini menghasilkan tenaga perawat dan tenaga fisioterapi yang menjalani masa pendidikan dengan sistem dengan disiplin tinggi. Hal ini karena latar belakang Rumah Sakit Dustira sendiri yang merupakan Rumah Sakit untuk Angkatan Darat.
Rumah Sakit Dustira sendiri merupakan salah satu rumah sakit tertua yang ada di Indonesia. Rumah sakit ini merupakan warisan sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Nama Dustira itu sendiri berasal dari nama Dokter Indonesia pertama yang menjadi Kepala di Rumah Sakit ini.

Pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2019, para mahasiswa baru dari kedua akademi ini mengikuti Kegiatan Training Character Building.
Berlokasi di kampus yang ada di area wilayah Cimahi, Bandung Jawa Barat, Kampus yang sejuk ini telah melahirkan ribuan tenaga perawat dan fisioterapis yang professional yang tersebar ke berbagai rumah sakit yang ada di banyak wilayah di Indonesia.
Tak kurang dari 211 orang mahasiswa baru Akademi Perawat dan Akademi Fisioterapi RS Dustira ini mengikuti Training ESQ yang bertujuan untuk membentuk Karakter (Character Building) ini dengan fokus yang tinggi. Kegiatan Training ini dipimpin oleh Trainer Hasan Basri dan Asisten Trainer Akbar yang merupakan lisensi dari Ary Ginanjar
Adapun karakter yang dibentuk adalah 7 Budi Utama dari ESQ yaitu Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli. Pembentukan karakter ini tentu tidak hanya pada masa training mahasiswa baru saja.
Tetapi juga dilakukan kepada para mahasiswa selama mereka menjalani pendidikan, dan menjadi jiwa dari sistem pendidikan yang dikembangkan di dua akademi di bawah RS Dustira ini.
3 Kecerdasan
Kegiatan Character Building ini memupuk tiga jenis kecerdasan sekaligus, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Karena kecerdasan intelektual saja dapat membuat seseorang gagal karena sifat arogan dan kesombongan yang mungkin dimilikinya.
Untuk itu harus diimbangi dengan kemampuan untuk cerdas emosional , dimana ia harus dapat mengenali emosi diri, mengenali emosi orang lain, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, dan mampu menyelesaikan masalah dengan jalan yang baik.
Sementara, untuk menjaga agar perbuatan seseorang tetap baik, ia pun harus memiliki kecerdasan spiritual.
Karena kecerdasan spiritual akan memberikan batasan yang diperlukan untuk memagari seseorang dari kemungkinan pelanggaran norma.
Kecerdasan spiritual juga membuat seseorang dapat selalu mengisi baterai integritasnya setiap saat dengan melakukan ibadah dan menyembah Tuhan YME. Agar ia memiliki kekuatan untuk melakukan perbuatan baik, walau harus menjalani tugas-tugas yang berat.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda
Kegiatan Character Building Ratusan Mahasiswa Baru Akademi Perawat dan Akademi Fisioterapis Angkatan Darat RS Dustira Bandung






