Skip to main content

Training ESQ Online, 700 Maba Poltekpar Makassar dapat Modal Terbesar dalam Kehidupan

expert-in-character-building

JAKARTA – Biasanya, setiap Kampus mengadakan Ospek atau Masa Orientasi untuk Mahasiswa Baru (Maba). Dengan tujuan, agar Maba lebih mengenal lingkungan kampus yang akan mereka ‘singgahi’.

Setiap Kampus atau Perguruan Tinggi memiliki cara yang berbeda. Dalam hal memberikan pembekalan kepada peserta didiknya. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 seperti saat ini. Nampaknya kurang memungkinkan untuk melakukan Ospek seperti pada umumnya.

Oleh karenanya, Politeknik Pariwisata Makassar mengirimkan kurang lebih 700 Maba untuk mengikuti Training ESQ Online. Mereka akan digali apa motivasinya untuk menjadi Mahasiswa. Kemudian diberikan bekal atau modal yang bermanfaat untuk hari ini dan seterusnya.

Bahwa sebagai mahasiswa tak cukup dengan modal jangka pendek saja. Modal jangka panjangnya pun perlu dipersiapkan.

Kak Ramdani, kak Adek, dan juga kak Rudi sebagai para Trainer Lisensi DR. (H.C) Ary Ginanjar Agustian. Akan jadi pemandu Training Online selama dua hari (1-2/8/2020).

“Saya akan memberikan 3 tips bagaimana kita menjadi raja bagi diri sendiri. Jangan sampai kita terpengaruh oleh lingkungan. Justru kita yang harus mengendalikannya, karena kita sendiri yang pegang remot kehidupan kita,” beber Trainer Ramdani.

BACA JUGA  Training Motivasi Terbesar Amazing You 2020 akan Dihadiri 25.000 Peserta

Tips modal jangka pendek yaitu GKF:

1. Gerak

Motion to Emotion. Selalu bergerak dengan penuh semangat, men-transfer energi positif kepada yang lain. Tetap bangun rasa optimisme.

2. Kata

Ucapkan kata atau kalimat positif. Karena apa yang kita pikirkan, rasakan, ucapkan dan lakukan semuanya adalah doa.

3. Fokus

Apa yang kalian fokuskan, itu yang akan berkembang.

Untuk modal jangka panjangnya, kita tidak cukup hanya memiliki Kecerdasan Intelektual (IQ) saja. Tetapi, perlu modal Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) juga.

“Kita hidup tak hanya pintar, cerdas, berwawasan luas. Tapi kita perlu mengelola emosi, mental dan pikiran. Seperti menjaga hubungan dengan teman, keluarga, masyarakat. Kita juga harus mempunyai landasan atau pondasi yang kuat dalam hidup. Dan outputnya melahirkan fitrah kita sebagai manusia,” tambahnya.

Kalau kita sudah memiliki pondasi yang kuat (benteng spiritual), menghadirkan Tuhan dalam diri kita. Maka kita terbebas dari belenggu. Tidak peduli dengan cacian, atau hal yang membuat kita kecewa.

BACA JUGA  Jadi Dewan Penasihat EBS, Sandiaga Uno Bicara Soal Millenial Generasi Indonesia Ema

Malahan kita akan mendapatkan ketenangan, rasa optimis dalam menggapai impian kita. Seperti yang dirasakan oleh Muhammad Reza Purwanto, salah satu Maba Poltekpar Makassar.

“Saya mendapatkan pencerahan hati. Masa depan saya direnungkan kembali. Biar bagaimana pun kita yang perpect, jangan dengarkan caci makian. Kosongkan pemikiran yang berat dan buatlah menjadi fresh lagi,” ucapnya dengan penuh semangat.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.