
Posisi Customer Service atau pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan memang agak rumit. Pasalnya, tingkat turnover yang cenderung tinggi membuat perusahaan kadang kewalahan untuk mencari kandidat baru yang sesuai.
Alih-alih ingin merekrut karyawan baru untuk posisi yang satu ini, lagi –lagi karyawan serentak resign karena merasa tak tahan dengan bobot kerja sebagai Customer Service. Kalau sudah begini, apa yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan?
Untuk menjawab semua permasalahan yang hampir dialami oleh semua perusahaan. Yuk, simak dulu apa saja penyebab karyawan customer service sering resign dari perusahaan. Let’s scroll down!
Menampung Amarah Customer
Telepon yang dihubungi oleh customer kadang tak selamanya menyampaikan pesan baik. menyampaikan kekecewaan dengan nada amarah yang tinggi tentu jadi sugesti negatif untuk customer service itu. Nah, ini jadi alasan utama mengapa customer service resign dari pekerjaannya.
Waktu Kerja Tak Menentu
Setiap perusahaan telah menentukan standar jam kerja karyawannya sesuai dengan aturan pemerintah. Namun, beda halnya dengan customer service. Shift yang tak menentu ditambah dengan jam kerja yang tak sesuai dengan ekspekstasi membuat customer service jadi tak nyaman dengan pekerjaannya.
Kurangnya Support dari Perusahaan
Menampung semua amarah dari para customer tentu membuat pekerjaan yang satu ini terasa melelahkan. Baik lelah fisik maupun jiwa sudah pasti dirasakan oleh seorang Customer Service. Untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh sebagian besar Customer Service, perusahaan sebaiknya memberikan support kepada karyawan customer service.
Lantas, sudahkah Anda cukup mampu memberikan support yang cukup untuk karyawan Customer Service Anda? Jika belum, Yuk ikut Training Managing Talented Frontliner dari ESQ.
ESQ – Expert in Character Building
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda
Penyebab Posisi Customer Service Sering Resign dari Pekerjaan






