Skip to main content

Memetik Hikmah Dari Sebuah Soal Ujian

memetik-hikmah-dari-sebuah-ujian-hikmah-dari-sebuah-masalah-hikmah-di-balik-masalah1
expert-in-character-building

Saya menemukan sebuah kisah menarik dari sebuah website beberapa waktu lalu. Kisah tentang sebuah soal ujian yang menyadarkan kita SATU PELAJARAN PENTING untuk kehidupan. Apa itu?

Namanya Riri. Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani semester akhirnya. Riri percaya pilihan jurusan, usaha, dan doanya akan membuat kehidupan masa depannya jadi lebih baik.

Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk keluarganya. Kakak Riri pun rela menunda menikah, demi menyisihkan gaji untuk kuliahnya. Kini tiba waktunya Riri menyelesaikan ujian semester akhirnya. Uniknya ujian kali ini ialah dosen memberikan pertanyaan secara lisan.

Satu per satu pertanyaan dilontarkan oleh dosen, dan mahasiswa sibuk menjawabnya di sebuah kertas ujian. Awalnya Riri sempat tegang dan gugup saat ujian. Namun, 9 pertanyaan yang sudah dilontarkan dosen tergolong mudah buat Riri. Jawaban demi jawaban mampu dijawab Riri dengan lancar. Hingga sampailah pada pertanyaan terakhir atau yang ke-10.

“Terakhir, coba tuliskan nama Ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini,” tegas Sang Dosen. Sontak mahasiswa dalam ruang ujian tersebut tersenyum geli. Mereka mengira ini hanya gurauan, karena tidak ada hubungannya dengan mata kuliah.

BACA JUGA  Kenapa Perjuangan Hidup Itu Penting?

“Lho, ini serius. Silakan jawab. Bila tidak tahu kosongkan saja. Jangan suka mengarang nama orang,” kata Sang Dosen. Riri dan semua mahasiswa di ruangan ujian tersebut tahu persis siapa Ibu Tua yang dimaksud.

Perawakannya agak pendek, rambutnya sudah beruban dan digelung. Ibu itu juga seperti satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran itu. Si Ibu Tua selalu ramah dan sopan pada mahasiswa. Ia bahkan senantiasa menundukkan kepala, saat melewati kerumuman mahasiswa yang sedang nongkrong.

Namun satu hal yang membuat Riri merasa konyol sendiri. Yakni ia tidak hafal nama ibu itu. Jadi, dengan terpaksa ia memberi jawaban kosong pada pertanyaan ke-10 itu. Ujian pun berakhir dan lembar jawaban dikumpulkan ke tangan dosen.

Saat menyodorkan jawaban, Riri mencoba memberanikan diri bertanya tentang pertanyaan ke-10 yang aneh itu. Seberapa penting pertanyaan itu dalam ujian kali ini. “Justru pertanyaan terpenting di ujian kali ini ialah yang ke-10 itu,” kata Sang Dosen. Mendengar jawaban itu mahasiswa dalam ruangan ikut memperhatikan.

BACA JUGA  Belajar Konsisten Dari Kereta Api

“Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dibandingkan 9 pertanyaan lainnya. Jika kamu tidak bisa menjawabnya, sudah pasti nilainya antara C atau D,” jelas sang Dosen.

“Kenapa Pak,” tanya Riri lagi.

“Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Lalu Sang Dosen keluar ruangan dan membuat wajah para mahasiswa jadi tertegun.

Ya, PEDULI merupakan langkah awal untuk jadi pemberi manfaat bagi sesama hingga penyelesaian masalah di masyarakat. Peduli harusnya dimiliki oleh semua orang, bukan hanya dokter.

Kisah di atas bisa jadi pelajaran buat kita. Jadi, seberapa pedulikah kita? Hingga mampu menjawab persoalan-persoalan di sekitar.

Bagaimana menurut Anda???

Berikan like dan share bila postingan ini bermanfaat ya…

Salam 165

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.