Bila sahabat ESQ gemar membaca atau menonton berita, pasti sering menemukan sejumlah kasus bunuh diri. Terbaru dan sedang hangat ialah kasus bunuh diri seorang mahasiswa di sebuah kampus terkemuka. Beberapa waktu sebelumnya, masyarakat juga dibuat heboh oleh aksi bunuh diri yang disiarkan live di sebuah jejaring sosial.
Ada apa gerangan? Kenapa seseorang terpikir hingga akhirnya nekat bunuh diri?
Jika ditelisik dari sejumlah sumber di internet, ada banyak penyebab fenomena ini begitu marak terjadi. Beberapa di antaranya ialah kekecewaan, kegagalan, kesepian, dan ketidakbahagiaan yang berujung pada stress hingga depresi. Beberapa bentuk penyakit hati yang ternyata berbahaya bila tak segera diobati. Bagaimana cara mengobatinya?
Banyak langkah yang bisa dilakukan, misalnya seperti membaca dan konsultasi dengan ahli. Anda juga bisa mencoba mengikuti training motivasi dengan tema-tema khusus sesuai dengan kebutuhan. Cara simple lainnya, coba simak sepenggal kisah burung dan cacing di bawah ini.
Sebagaimana firman dalam Alquran surat An-Nahl ayat 66 :
“Sesungguhnya pada binatang itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.”
Lalu, apa pelajaran hidup yang bisa diambil dari burung dan cacing?
Coba amati bagaimana keseharian seekor burung. Setiap pagi ia keluar dari sarangnya untuk mencari makan, tanpa tahu di mana harus mendapatkannya. Adakalanya, dia pulang sore hari dalam kondisi kenyang. Terkadang ia bisa membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Namun, ia juga sering kali pulang ke sarang dengan perut keroncongan.
Ya, burung cukup sering mengalami kekurangan makanan yang jadi kebutuhan. Apalagi setelah lahan berubah jadi gedung tinggi dan real estate. Namun, pernahkah Anda melihat burung yang mencoba untuk bunuh diri?
Sekarang mari lihat kehidupan binatang yang lebih lemah dari burung seperti cacing. Binatang ini tidak memiliki sarana yang layak untuk mencari makanan. cacing tidak punya tangan, kaki, tanduk, dan bahkan ia tak punya mata, serta telinga. Namun layaknya makhluk hidup lainnya, dia butuh makanan agar tetap hidup.
Dengan kondisi serba kekurangan itu, pernahkah Anda melihat cacing yang sengaja tidak makan untuk bunuh diri? Atau berusaha membenturkan kepalanya ke batu untuk segera mati.
Kedua binatang itu tetap survive untuk melanjutkan hidup, meski dalam kondisi terjepit dan serba kekurangan. Namun kenapa MANUSIA yang notabene makhluk sempurna justru kalah dengan burung dan cacing.
Kita mungkin mengalami kekecewaan, rasa sakit, kegagalan, kesepian dan ketidakbahagiaan dalam hidup. Namun semua itu sifatnya hanya sementara. Semua hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan di dunia bisa berubah, ketika manusia mau melangkah dan berusaha. Bagaimana caranya?
Mulailah dengan menjadi pribadi yang selalu berbahagia dan bersyukur setiap hari. Bila ingin bisa merengkuh kebahagiaan dan selalu bersyukur, Motivator Indonesia, Ary Ginanjar Agustian sering menyarankan untuk mengenal suara hati yang fitrah. Suara yang akan menuntun manusia mengenal Penciptanya, mengetahui tujuan hidupnya, dan jadi sumber energi tak terbatas menjalani kehidupan di dunia.
Dengan kata lain, jika manusia mampu dan mau mendengarkan SUARA HATI YANG FITRAH, maka kasus semacam bunuh diri bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan dari muka bumi. Bagaimana menurut Anda?
Berikan komentar di bawah postingan ini yaa… Anda juga boleh memberikan like dan share ke teman-teman terdekat untuk jadi bahan diskusi atau perenungan. (Ni)
Salam 165
Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dari ESQ 165 Great Character Series dengan like halaman facebook https://www.facebook.com/esqtraining/
Anda Ingin segera meraih pencapaian tertinggi dalam hidup Anda?
Dapatkan Informasi Training, Tips Menarik dan Artikel Inspiratif dari ESQ 165 melalui email Anda