Skip to main content

Hati-Hati Dengan Amarah

Berhati-hati-dengan-Amarah,-Amarah
expert-in-character-building

Apakah Anda salah satu tipe orang yang tidak bisa mengendalikan amarah? Pernahkah Anda menyesal setelah melampiaskan amarah? Apa yang Anda lakukan ketika semua itu terjadi?

Ya, sebagian dari kita tentu ada yang sedang berusaha untuk mampu mengendalikan amarah. Emosi tinggi yang kerap merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Apakah Anda salah satunya?

Jika YA, yuk sama-sama simak kisah inspirasi di bawah ini.

Suatu hari, ada anak kecil yang mudah sekali marah. Lalu ayahnya memberinya sekantung paku dan palu. Ayah mengatakan, “Nak, setiap kali kamu merasa marah dan kehilangan kendali pada emosimu, palu lah sebuah paku di pagar itu.”

Di hari pertama, anak itu memalu 37 buah paku di pagar. Beberapa minggu berlalu, anak itu pun akhirnya belajar untuk mengontrol amarahnya. Jumlah paku yang dipalu pun semakin menurun.

Dia menemukan dan merasakan bahwa lebih mudah menahan amarah daripada harus memalu paku-paku di pagar.

Kemudian, tibalah hari di mana anak laki-laki itu mampu benar-benar mengendalikan emosinya. Ia menceritakan kemajuan itu kepada ayahnya. Ia merasa senang, karena sekarang bisa lebih bersabar dan mampu mengendalikan diri.

BACA JUGA  Apa Definisi Masalah Menurut Anda ?

Sang ayah pun tersenyum sambil berkata, “Nak, sekarang coba cabut paku-paku itu satu per satu setiap hari, setiap kali kamu berhasil menahan amarahmu.”

Hari demi hari berlalu dan anak itu akhirnya bisa mengatakan pada ayahnya bahwa semua paku-paku sudah hilang. Sang ayah pun tersenyum lalu menggandeng anaknya ke pagar.

“Kamu sudah melakukannya dengan sangat baik anakku. Tetapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Sampai kapan pun pagar ini tidak akan sama lagi.”

“Saat kamu mengatakan atau melakukan sesuatu dalam kemarahan, itu akan meninggalkan sebuah luka seperti lubang ini. Tak peeduli seberapa banyak berkata ‘maaf’ luka tersebut masih tetap ada.”

Anak laki-laki itu pun terdiam meresapi setiap kata yang diucapkan ayahnya.

Nah, dari kisah di atas, hikmah apa yang bisa dipetik menurut sahabat ESQ?

Jika suka postingan ini, berikan like, share & comment yaa…

Salam 165

Anda Ingin segera meraih pencapaian tertinggi dalam hidup Anda?
Dapatkan Informasi Training, Tips Menarik dan Artikel Inspiratif dari ESQ 165 melalui email Anda

BACA JUGA  Tentang Pernikahan dan Janji Sehidup Semati

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.