” Terima kasih Para Guru dan Inspiratorku “
Prof.Dr Din Syamsuddin
Prof.Dr. Didin Hafiduddin
KH. Amidhan
Prof. Dr Nazaruddin Umar.
Let.Jend. Purn. Azwar Anas “
Seperti biasa pada sore itu orang ramai memenuhi Masjid Kufah untuk mengikuti pengajian ilmu hadith yang disampaikan oleh Imam Abu Hanifah. Saat beliau mengajar tiba-tiba muncul seorang lelaki dari keturunan Yahudi. Imam Hanafi segera bangun sebagai tanda hormat kepada lelaki itu.
“selamat datang wahai guruku. Apakah ada yang bisa saya bantu?” tanya Imam Abu Hanifah sambil menunjukkan rasa hormat.
“Tadi saya singgah di tokomu untuk membeli sehelai baju. Saya tidak cukup uang untuk membelinya karena harganya di luar kemampuan saya. Pekerjamu tidak setuju ketika saya minta diturunkan harganya. Karena itu saya datang dan mengadu kepadamu,” jawab lelaki itu.
“Selesai mengajar nanti saya akan berada di toko. Tuan silahkan tunggu saya di sana dan tuan akan mendapatkan baju itu,” kata Imam Abu Hanifah. Lelaki itu kelihatan gembira lalu pergi dari situ.
“Tuan guru, bukankah lelaki itu bangsa Yahudi? mengapa tuan begitu hormat kepadanya hingga
berdiri saat menyambut kedatangannya?,” tanya salah seorang muridnya.
“Dia guru saya karena itu saya menghormatinya,” jawab Imam Hanafi.
“Apakah tuan pernah berguru dengan lelaki Yahudi itu?” tanya seorang lagi dengan rasa heran.
Menurut Imam hanafi suatu hari dia hendak mengetahui kapankah seekor anjing itu dianggap cukup umurnya,
lelaki Yahudi tersebut banyak memelihara anjing. Lalu beliau bertanya perkara itu kepadanya.
“Lelaki itu memberitahu saya, seekor anjing itu cukup umurnya apabila sudah kencing berdiri. Siapa saja
yang mengajarkan saya walau satu ilmu , dia adalah guru saya”, kata Imam Hanafi.
Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi rahimahullah, Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu mengatakan;
“Tawadhu’lah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda
“Adab Seorang Murid Terhadap Guru”
