JAKARTA – Webinar kampus dengan tema tetap optimis menempuh jalan terjal menuju kejayaan Indonesia emas 2045, telah terlaksana dengan lancar. Dihadiri oleh 170 Perguruan Tinggi, Rektor se-Indonesia, Direktur kampus, Guru besar UGM, Ketua Sekolah Tinggi, Ketua dan pengurus yayasan pendidikan/sederajat, Wakil Rektor atau Direktur, Dekan, Civitas Akademi di Kampus.
Dipandu oleh 2 Narasumber yang ahli di bidangnya, Dr. H.C Ary Ginanjar Agustian dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA. Mereka berbicara tentang penjajah yang bernama Covid-19.
Yang memaksa kita untuk berubah atau bertransformasi. Salah satunya dalam hal dunia pendidikan dan ekonomi.
“Pendidikan itu seperti menyiapkan landasan pacu (run way) lebih panjang dan lebih besar dibanding pesawatnya,” papar Mohammad Nuh dalam Webinar Kampus ESQ Business School (18/8/20).
Penutupan sekolah maupun kampus akibat pandemik berdampak pada 68 juta anak. Membuat kita harus meng-efektifkan kegiatan belajar di rumah.
Sumber pembelajaran utama harus tetap aktif. Daring (Cyber Space) menjadi salah satu solusi. Dengan syarat ketersediaan infrastuktur digital, readiness, dan biaya komunikasi yang terjangkau.
“Adanya Covid-19, membuktikan runtuhnya ke-akuan dan kuatnya ke-kitaan. Perlu melakukan transformasi dari SAYA, menjadi KAMI dan menjadi KITA,” lanjutnya.
Ia juga beberkan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia serta perkembangan GNI per Capita Indonesia, sebagai berikut:
“Meskipun jalan menuju kejayaan Indonesia 2045 semakin terjal. Namun kita harus tetap optimis dengan kerja keras, kebersamaan dan senantiasa memohon pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. We can lose in battle, but we have to win in war,” jelas Ketua Majelis Wali Amanat ITS itu.
Lalu bagaimana cara menghantarkan kejayaan Indonesia 2045? Berikut paparannya:
- Demographic Dividend: Masa puncak populasi usia
produktif 2021-2036. Setelah itu menurun dan memasuki aging society. Kalau
tidak berkualitas justru menjadi bencana demografi. Anak muda yang yang
berkualitas menjadi ‘penentu’ masa depan Indonesia dan pendidikan sebagai kata
kunci.
- Digital Dividend: Kemampuan menjadikan teknologi
sebagai supporter, driver, enabler atau transformasi akan memiliki dampak yang
berbeda.
- Indonesia Values: Nilai kesejarahan ‘kejuangan’,
khittah dan uniqueness sebagai bangsa.
Tak cukup hanya itu, dalam menyiapkan generasi emas untuk melunasi janji kemerdekaan yaitu harus:
- Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
- Memajukan kesejahteraan umum
- Mencerdaskan kehidupan bangsa (Pendidikan sebagai penghela utama)
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Disambung dengan menyempurnakan modalitas kecerdasan:
- IQ (Intelektual) + EQ (Emosional) + SQ (Spiritual) (kecerdasan bersumber dari potensi manusia)
- DQ (Digital Quotient) kecerdasan bersumber dari potensi teknologi
- IndQ (Ind Quotient) Kecerdasan bersumber dari Nilai Ke-Indonesiaan
Sedangkan modal yang dipaparkan Ary Ginanjar Agustian ada kesinambungan dengan apa yang diucapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Indonesia 2009 – 2014.
“Kata Mohammad Nuh, saya diminta untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam pendidikan,” ucap CEO ESQ Group.
Cara mengatasi perubahan dan meresponnya ada 3 macam yaitu secara intelektual, emotional, dan spiritual.
Kuncinya ada dua, sebagai berikut:
- Agility
a. Change Agility (mampu beradaptasi dengan perubahan apapun)
b. Mental Agility (mampu bertahan dalam kondisi apapun)
c. People Agility (mampu kerjasama dengan
siapapun)
d. Learning Agility (mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat)
e. Result Agility (mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun)
- Innovation (mampu menerapkan hal-hal yang baru, karena jaman juga berubah sangat pesat). Jangan sampai kita ketinggalan.
Adapun yang harus dimiliki oleh setiap Sumber Daya Manusia, seperti: mengembangkan capability atau kapasitas manusianya, mempunyai agility, dan kompetensi.
“Tantangan saat ini kalau tidak sigap dalam merespon akan tertinggal, kita semua harus menaikkan kapasitas cc dalam diri,” ucap Ary kepada 200 orang lebih yang hadir dalam Webinar.
Inilah yang diajarkan oleh ESQ Business School dan School of Technology, untuk mengembangkan pendidikan dalam rangka menggapai Indonesia Emas 2045.
Dengan SKI method, berikut penjelasannya:
- Spiritual,
dimana para mahasiswa mampu menemukan Inner Drive dan Grand Why-nya.
Sehinga hidup menjadi penuh arti dan makna. Dorongan dari dalam ini yang
melahirkan FB, Google, Gojek dan lainnya.
- Kreatif, sehingga
dorongan terdalam manusia bisa dikeluarkan dengan berbagai solusi kreatif
dan tidak monoton. Contoh gojek, Ali Baba, FB dan seterusnya.
- Intelektual, semua hal diatas diwujudkan dan diaplikasikan secara konkrit dan logis.