JAKARTA – 5 hari penuh pada Senin-Jumat (9-13/11/2020) TNB ILSAS adakan sebuah event tahunan yang saat ini memasuki tahun ke-4. Eventnya berupa International Conference dengan Tema ‘ICLAD Intelligence: The Art of Learning’. ICLAD kepanjangan dari ILSAS Conference on Learning & Development.
TNB ILSAS adalah sebuah lembaga pelatihan untuk Tenaga Nasional Berhad (TNB) di Malaysia dan lainnya.
Sekitar 1.500 participants bergabung dengan 17 petinggi dunia dalam platform yang sama yakni Skype and YouTube. Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian turut diundang dalam acara besar itu dan dirinya termasuk dari salah satu 17 narasumber di bawah ini:
Di awal sesi, MC memaparkan informasi menarik tentang Ary Ginanjar Agustian bahwa dirinya telah menerima banyak penghargaan bergengsi seperti The Most Powerful People ‘Orang-Orang Paling Berkuasa’ dan Role Model ‘Panutan’ untuk Perubahan, Menginspirasi, dan Integritas dari berbagai badan/instansi di Indonesia sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Ary, Tokoh 4 In 1 (Motivator, Educator, Entrepreneur, Author) itu berbicara dengan menggunakan full Bahasa Inggris tentang era disruptif yakni persoalan teknologi yang menjadi sangat mengganggu sistem yang sudah ada. Ketika banyak bisnis tumbang dan gulung tikar, banyak pula bisnis lain yang bangkit dan berkembang lebih besar.
Ia menyebutkan beberapa contoh perusahaannya yakni: Uber, Facebook, Alibaba Group, Airbnb.
“Jadi, selamat datang di Era VUCA Ini yaitu era yang kita hadapi sekarang, masih baru di seluruh dunia. Era baru ini berdampak pada tiap aspek bisnis, budaya, bahkan hidup kita dan dampak tersebut tidak dapat dihindari,” jelasnya dengan perlahan dari lantai 24 Menara 165.
VUCA merupakan akronim/kependekan dari Volatility atau berubah-ubah, Uncertainty atau ketidakpastian, Complexity persoalan yang komplit, dan Ambiguity atau ketidakjelasan ditambah sekarang dengan adanya Covid-19.
CEO ESQ Group juga merasakan kenikmatan yang tiada tara berkat Pandemi Covid-19 ini. Pasalnya dengan adanya fenomena virus corona, ia bisa bersilaturahmi dengan para speakers bertaraf internasional.
“Tanpa ada COVID 19 belum tentu saya bisa jadi pembicara di konferensi internasional ini.”