Skip to main content
Kisah-Parenting,-Emosi-Sebagai-Radar-Hati
expert-in-character-building

Semangat pagi Sahabat ESQ! Apa kabarnya hari ini?

Semoga kita semua selalu dalam perlindungan-Nya dan dilancarkan atas segala urusan di dunia. Amien…

Nah, untuk menambah semangat, ada satu kisah inspiratif yang InsyaAllah jadi ilmu yang berharga untuk kita. Kisah tentang emosi sebagai radar hati antara anak dan ibunya.

Namanya Igi dan baru berusia 5 tahun saat adiknya lahir ke dunia. Dia sangat bahagia dan senang karena penantiannya memiliki seorang adik akhirnya terwujud. Adik yang bisa menemaninya di kala sepi dan bisa diajak bermain.

Igi sudah membayangkan akan membantu ibu mempersiapkan segala perlengkapan adik dan mendambakan rasanya dipanggil kakak oleh adiknya.

Namun, realita yang ada tak sesuai dengan harapannya. Sang adik sering menangis, rewel, dan acapkali sakit karena lemah fisik. Belum lagi segala perhatian ibu yang dulu berjanji adil, namun kini tak tampak lagi.

Igi gundah dan sedih karena ayah ibunya tak menanggapi kesepiannya. Namun dia berusaha menunjukkan rasa cinta dan sayangnya. Setiap pagi ia sibuk menyiapkan baju dan popok sang adik di pinggir tempat tidurnya.

BACA JUGA  Penyebab Kegagalan Dalam Hidup dan Bagaimana Cara Mengubahnya

Malangnya, sang ibu malah menunjukkan sikap marah, karena dia membongkar isi lemari si adik. Rupanya Igi berusaha keras mencari popok hingga seisi lemari kacau balau.

Ibu tak seperti dulu lagi. Ibu hanya sibuk mengurusi adik dan dirinya sendiri. Tidak ada lagi dongeng pengantar tidur untuknya.

Hingga suatu malam, Igi mengadu kepada Tuhan dengan tangan kecilnya yang menengadah dan tangis terisak.

“Tuhan sayang, tolong kasih tahu ibu kalau aku sayang sama dia. Tuhan, aku kangen dongeng ibu.”

Doa itu rupanya terdengar oleh ibu. Direngkuhnya Igi sambil menangis. Ibu menyadari kesalahannya dan berjanji untuk selalu memperhatikannya.

Setelah membaca kisah di atas apa yang sahabat ESQ rasakan? Igi menunjukkan pada kita sifat-sifat mulia yang sumbernya dari Tuhan dan membuat kita terenyuh.

Itu adalah suara hati yang senantiasa menimbulkan emosi. Itu tercipta karena adanya gelombang spiritual elektromagnetik yang dipancarkan oleh fitrah. Suara hati akan ditangkap melalui respon emosi.

Seperti kasih sayang Igi menimbulkan respon pada emosi ibunya.

BACA JUGA  Perlukah Mendengarkan Opini Konsumen?

Penting bagi kita untuk mengenal emosi dan suara hati. Karena dari sanalah sumber kebahagiaan dan kedamaian yang dicari.

Semoga kisah di atas bermanfaat untuk perbaikan diri kita semua. Amien.

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dari ESQ 165 Great Family Series dengan like halaman facebook https://www.facebook.com/Esq165GreatFamily/

 

Dapatkan 10 Video Gratis ESQ Virtual Training dari Dr. H. C Ary Ginanjar Agustian

 

Ps: Silakan comment, apa makna sukses menurut Anda dan jangan lupa like & share postingan ini supaya lebih banyak yang mendapatkan manfaat yang sama dengan Anda.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.